Sebanyak 10 anak dengan kondisi stunted di Desa Adisana, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas mendapatkan donasi bantuan, Selasa (30/5/2023).
Bantuan berupa 1.8 kilogram telor atau pemberian 2 butir telor setiap hari yang diberikan kepada masing-masing anak.
Bantuan ini adalah bentuk kerjasama dari TribunJateng bersama dengan Rotary Club Purwokerto. Bantuan akan diberikan selama enam bulan.
Pemberian telur ini adalah sebagai pemicu dapat memunculkan gotong-royong mengatasi stunting di desa Adisana, Kecamatan Kebasen.
Past Presiden Rotary Purwokerto, Hudrata Lang Gunawan, mengatakan tujuan utama bantuan adalah menyukseskan program BKKBN pusat dengan program satu hari dua telor.
"Kita mengikuti program pemerintah, harapannya angka stunting di Banyumas semakin berkurang.
Karena daerah yang ada dekat dengan anggota rotary jarang dengan stunting. Sehingga memilih kebasen karena kasusnya juga lumayan tinggi," katanya kepada Tribunbanyumas.com.
Camat Kebasen, Wahyu Adhi menambahkan berdasarkan data total ada sebanyak 804 anak dengan risiko stunting yang ada di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas.
Sementara itu Vice GM Tribun Jateng, Cicilia Ratih Titis mengatakan sangat menyambut baik program BKKBN pusat dengan program satu hari dua telor.
"Selain bantuan ini ada juga sosialiasi dengan kepala daerah tentang bagaimana membuat resep makanan yang baik dan sehat bagi ibu-ibu muda," katanya.
Sekdin Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Setia Rini mengatakan Desa Adisana cukup banyak ditemukan kasus stunted. Pemberian bantuan diberikan kepada anak-anak yang mengalami stunted.
Stunting dan stunted terdengar sama namun memiliki arti yang berbeda. Memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan stunted secara kesehatan berbeda dan memiliki penanganan yang tidak sama.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dikarenakan kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang sampai anak dewasa dan lanjut usia. Kekurangan gizi dalam kandungan dapat mengakibatkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu hingga anak rentan terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung. Pertumbuhan otak yang tidak maksimal sendiri juga akan menyulitkan anak nantinya.
Sementara stunted adalah anak yang memiliki tubuh pendek dan belum tentu mengalami gagal tumbuh. Namun, tinggi badannya kurang dari rata-rata anak sesuainya sehingga terlihat mencolok. Anak dengan tubuh pendek tak mengalami peningkatan risiko mengalami penyakit degeneratif atau penurunan fungsi otak. Seiring waktu, anak yang bertubuh pendek bisa menyusul tinggi teman-temannya.
Setia Rini mengatakan dengan adanya dapur sehat atasi stunting sekarang programnya bukan makakanan kemasan lagi tapi juga menggunakan produk lokal. "Dibuatkanlah menu telur yang bervariasi".
Soal alternatif bahan makan lain bisa disuport dengan dana penanganan stunting di desa. Saya kira untuk masak gotong royong warga juga cukup," imbuhnya.
Sementara itu, Anita Sely (28) seorang ibu warga RT2 RW 10, Desa Adisana, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas mengatakan anaknya saat ini menginjak satu tahun. "Umur satu tahun, berat badannya ini 7 kilo satu ons. Lagi susah makan, tidak mau makan kayanya tumbuh gigi. Anak saya susu formula tidak suka, sayur juga agak jarang juga," katanya. Ia berharap dengan adanya bantuan ini ada perubahan pola makan anaknya supaya lebih baik lagi.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Pantura.com dengan judul Tribun Jateng dan Rotary Club Purwokerto Kampanyekan Makan 2 Telur Atasi Stunting di Banyumas, https://pantura.tribunnews.com/2023/05/30/tribun-jateng-dan-rotary-club-purwokerto-kampanyekan-makan-2-telur-atasi-stunting-di-banyumas?page=3.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
Comments