Dear Fellow Rotarians,
As we gather for this multi-district meeting, I know that most of us are already very familiar with Rotary International's relentless efforts to eradicate polio. However, today, I’d like to share a few thoughts as the District Governor of RID 3410, particularly about what this means for us in Indonesia.
In Indonesia, Rotary has always been engaged in supporting national initiatives such as National Immunization Week. Many of our clubs have organized activities like giving out balloons to attract children and families. While some may question whether these balloons, especially those without gas, are truly environmentally friendly, we must remember that children love them. So, how do we strike a balance? One suggestion is to shift toward more eco-friendly alternatives—perhaps paper windmills or reusable toys that still engage children but reduce our environmental footprint.
As DG, I’ve taken the initiative to continue supporting our fight against polio, while also being mindful of these concerns. To illustrate our ongoing commitment, we will host a World Polio Day event on Sunday, 27 October 2024, in Bekasi—a city of 3 million people that only has one Rotary Club. Compare that to Bandung, which has six clubs for a similar population. This event will be a testament to our commitment to eradicating polio while also strengthening Rotary’s presence in underserved areas like Bekasi.
Now, some may ask: "Why focus so much on polio when Indonesia faces many other pressing health issues?" This is a valid question. Polio isn’t the only challenge. Issues like stunting, which affects the growth and development of children in Indonesia, also require our attention. However, our World Polio Day celebrations are not meant to diminish the importance of other diseases. Instead, they are a reminder of what Rotary can achieve when we unite for a single cause. The focus and dedication we apply to fighting polio can serve as a model for tackling other health challenges like stunting, tuberculosis, and malaria.
In closing, I invite all of you to reflect on our legacy. Rotary’s fight against polio has shown the world what is possible when Rotarians come together. And as we continue to celebrate this victory, let’s also remember the important work that still needs to be done in addressing other critical health issues in our nation.
Rekan-rekan Rotarian yang saya hormati,
Saat kita berkumpul dalam pertemuan multi-distrik ini, saya yakin sebagian besar dari kita sudah sangat akrab dengan upaya tak kenal lelah Rotary International dalam memberantas polio. Namun, hari ini saya ingin berbagi beberapa pemikiran sebagai Gubernur RID 3410, terutama tentang apa makna perjuangan ini bagi kita di Indonesia.
Di Indonesia, Rotary telah lama berperan aktif mendukung inisiatif nasional seperti Pekan Imunisasi Nasional. Banyak klub kami yang mengadakan kegiatan untuk menarik perhatian keluarga dan anak-anak, misalnya dengan membagikan balon. Meskipun beberapa orang mungkin mempertanyakan apakah balon, terutama yang tidak menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, masih relevan, kita harus ingat bahwa anak-anak menyukainya. Lantas, bagaimana kita menemukan keseimbangan? Salah satu solusinya adalah dengan beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti kincir angin dari kertas atau mainan yang dapat digunakan kembali. Ini tetap melibatkan anak-anak, tetapi dengan jejak lingkungan yang lebih minimal.
Sebagai District Governor, saya berkomitmen untuk melanjutkan dukungan kita dalam memerangi polio, sambil tetap memperhatikan isu lingkungan ini. Untuk memperlihatkan komitmen berkelanjutan kita, kami akan menyelenggarakan perayaan Hari Polio Sedunia pada Minggu, 27 Oktober 2024, di Bekasi—kota dengan populasi 3 juta jiwa yang saat ini hanya memiliki satu Rotary Club. Bandingkan dengan Bandung, yang memiliki enam klub meskipun populasinya hampir sama. Acara ini bukan hanya bukti komitmen kami dalam pemberantasan polio, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat kehadiran Rotary di daerah-daerah yang masih minim layanan, seperti Bekasi.
Tentu saja, ada yang mungkin bertanya: "Mengapa kita begitu fokus pada polio ketika Indonesia menghadapi berbagai masalah kesehatan lain yang juga mendesak?" Ini pertanyaan yang sangat valid. Polio memang bukan satu-satunya tantangan yang kita hadapi. Isu seperti stunting, yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Indonesia, juga membutuhkan perhatian kita. Namun, perayaan Hari Polio Sedunia bukan untuk mengesampingkan masalah-masalah lain ini. Sebaliknya, ini adalah pengingat tentang apa yang bisa dicapai Rotary ketika kita bersatu untuk satu tujuan. Fokus dan dedikasi yang kita terapkan dalam memerangi polio dapat menjadi model untuk menghadapi tantangan kesehatan lainnya, seperti stunting, TBC, dan malaria.
Sebagai penutup, saya mengajak kita semua untuk merenungkan warisan yang telah kita bangun. Perjuangan Rotary melawan polio telah menunjukkan kepada dunia apa yang mungkin tercapai saat kita bersatu. Dan sembari kita merayakan pencapaian ini, mari kita juga ingat bahwa masih banyak pekerjaan penting yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan lainnya di negara kita.
Terima kasih.
Daniel Surjadi
Member Of PolioPlus Society
Comments