Tanpa terasa, sekarang sudah bulan November dan dalam kalender Rotary, November adalah The Rotary Foundation Month.
Bagi yang baru mengenal Rotary, The Rotary Foundation (TRF) adalah semacam ‘dana abadi’ yang pertama kali digagas oleh Past RI President Arch Klumph pada tahun 1917 dan kemudian dilembagakan sebagai suatu charity di Amerika Serikat pada tahun 1928 dengan tujuan menunjang kegiatan-kegiatan kemanusiaan Rotarians di seluruh dunia. Oleh karena itu, bicara soal Rotary International (RI) tidak bisa tanpa menyebut The Rotary Foundation (TRF).
Mengapa menjadi suatu kesatuan? Karena kontribusi sukarela Rotarians disalurkan ke TRF untuk dikelola dan kemudian dikembalikan ke Rotarians dalam berbagai skema untuk mendanai kerja kemanusiaan kita. Sebanyak 89% kontribusi kita ke TRF dimanfaatkan untuk kegiatan kita seperti PolioPlus, global dan district grants, serta berbagai program lain seperti disaster relief funds dan peace centers. Hanya 11% digunakan untuk pengelolaan administrasi.
Uang kontribusi kita ke TRF terpisah dari uang iuran keanggotaan kita yang dibayar ke RI untuk melayani kebutuhan 1,4 juta Rotarians dan Rotaractors. Iuran keanggotaan wajib kita sebesar US$70/tahun, sebagian besar digunakan oleh RI untuk mengelola jasanya kepada kita dan untuk program-program kita (38%); utk urusan IT, operations dan administrasi (27%) dan untuk komunikasi (16%).
Bagi yang berminat, data penggunaan iuran dan sumbangan kita dapat dilihat di laporan tahunan 2022 RI dan TRF di MyRotary.
Menurut laporan tersebut, dalam tahun 2021/2022, TRF telah menenerima lebih dari US$ 434 juta dari Rotarians dan para donatur se-dunia. Sebanyak 1,199 global grants senilai US$73 juta dan 478 district grants senilai US$27 juta telah dicairkan untuk mendukung proyek-proyek berskala besar dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, beasiswa, kegiatan untuk generasi muda dan pelatihan vokasi.
Salah satu penerima manfaat dana TRF adalah distrik kita sendiri. Di tahun DG Rio, D3410 menjadi tuan rumah 1 global grant bernilai US$ 116.000 dengan menggunakan District Designated Fund kita sebesar US$ 19.111. Global grant ini digunakan untuk program reklamasi sawah dan ketahanan pangan kita di Cilacap dan sesungguhnya merupakan suatu proyek besar yang sudah berlangsung selama beberapa tahun, dengan menerima global grant beberapa kali, yang bila dijumlah mencapai angka fantastis US$ 561,341. Selain global grant, 7 club di D3410 juga berpartisipasi district grants senilai US$ 14,025 pada tahun 2022/2023,
Terlihat bahwa manfaat yang kita peroleh dari TRF jauh melebihi kontribusi kita kepada TRF. Tahun lalu, jumlah sumbangan Rotarians D3410 kepada TRF sebesar US$ 40,529, turun dari US$ 146,929 pada tahun sebelumnya.
Untuk tahun ini, DG Ditte tidak menentukan target kontribusi kita kepada TRF meskipun para DG selalu didorong oleh RI untuk meningkatkan kontribusi kita kepada TRF. Tetapi, ada sisi lain dari TRF yang kurang kita perhatikan, yaitu soal pemanfaatan dana TRF.
Sampai tulisan ini diungguh, dalam tahun Rotary ini, belum ada yang memanfaatkan global grants ataupun district grants. Padahal kita masih ada District Designated Fund sebesar US$45,648 yang dapat digunakan sebagai dana awal proyek-proyek yang mumpuni.
Gunanya District menggadakan TRF Seminar setiap tahun adalah agar kita selalu up-to-date dengan penyempurnaan proses yang dilakukan oleh Evanston. Selain memberi update, District Team perlu memberi bimbingan hands-on kepada clubs supaya mereka bisa memanfaatkan dana TRF. Sudah waktunya District TRF Committee mengadakan seminar.
Selain pemahaman Rotarians yang perlu terus diasah, salah satu alasan yang membuat kita enggan menggunakan dana TRF adalah persepsi bahwa proses pengajuan, monitoring, evaluasi dan pelaporan grants dari TRF sulit. Dulu memang lebih rumit, tetapi dengan berbagai tools yang tersedia on-line, proses dan administrasi sudah menjadi semakin mudah.
Hambatan lain adalah rendahnya kesadaran kita akan sifat internasional organisasi kita. Dari 197 negara di dunia, Rotarians ada di 180 negara! Luar biasa, bukan? Berarti, sebagai seorang Rotarian, kita bisa menemukan teman dimana saja. Dan karena kita terikat satu sama lain oleh visi, misi, dan nilai-nilai yang sama, maka mudah sekali untuk reach out dan menjalin kontak.
Banyak yang menganggap bahwa menjalin hubungan lintas negara merupakan tugas seorang District Governor, atau seorang PDG. Anggapan ini salah. Tidak ada yang dapat menghalangi kita berteman dengan Rotarian siapapun, dimanapun. Namun kita harus pro-active.
Menghadiri acara-acara internasional seperti zone institutes, misalnya, atau mengunjungi Rotary club meeting bila kita sedang di luar negeri, atau menerima visiting Rotarian sebagai tamu club kita juga menawarkan kesempatan untuk memperluas persahabatan. Bahkan, kita bisa reach out tanpa beranjak dari kursi malas melalui internet dan social media seperti yang dilakukan oleh Rtn Gert-Jan van Dommelen dari RC Huizen Gooimeer di Belanda. Dengan Whatsapp Rtn Gert-Jan menghubungi PDG Natalia melalui seorang mutual friend yang bukan Rotarian, untuk menjajaki kerjasama dengan D3410 dalam penanganan sampah plastic.
Rotary adalah mengenai world understanding, mengenai wawasan yang lebih luas daripada kampung halaman kita sendiri. Kita perlu memanfaatkan sifat international ini karena persahabatan antar negara dapat membantu kita merancang suatu kegiatan kemanusiaan yang berdampak besar di D3410, yang diperkaya oleh pertukaran wawasan, expertise, dan sumber daya lintas negara, lintas budaya. Dengan demikian, kita bisa memanfaatkan global dan district grants yang ditawarkan TRF secara optimal.
Bukankah vision statement Rotary International mengajak kita untuk “unite and take action to create lasting change — across the globe” bukan saja di lingkungkan terdekat kita?
Comments