Di GML bulan November lalu, rubrik Future Forward mengajak Rotarians untuk mengajukan nama calon District Governor untuk Rotary Year 2025-26. District Nominating Committee yang diketuai oleh IPDG Budi Soehardi sudah siap menampung nama para calon, tetapi nampaknya Rotarians masih enggan.
Salah satu sebab keengganan adalah persepsi yang sering dibangun bahwa untuk menjadi DG diperlukan kantong tebal. “Seorang District Governor harus tajir!” “Jadi seorang Governor yang sukses, perlu duit yang banyak!” Benarkah demikian?
Jelas pendapat yang tidak benar.
Keberhasilan seorang District Governor dalam memberi inspirasi dan motivasi club-club di districtnya tidak ditentukan oleh banyaknya uang yang dikeluarkan, melainkan oleh kemampuan dan kompetensinya sebagai seorang leader yang menekankan service. Sedalam apakah ia memahami values dari Rotary dan mengerti cara kerja Rotary di tingkat global maupun district? Bagaimana inter-personal skillsnya? Bagaimana kemampuan berkomunikasinya dengan stakeholders Rotary di D3410 yang demikian beragam? Setulus apakah empatinya dan kemampuan mengayominya? Bagaimana integritasnya dan nilai-nilai pribadinya? Bagaimana kemampuannya mengatur waktu? Kompetensi-kompetensi tersebut tidak ditentukan oleh tebal-tipisnya dompet. Yang menentukan oleh experience, knowledge and wisdom.
“Betul! Tetapi experience, knowledge and wisdom tidak cukup! Jadi Governor perlu biaya, ada ongkos!” kata mereka yang masih ragu maju sebagai calon. Memang, ada biaya. Tetapi apakah semua biaya itu harus ditanggung oleh Governor secara pribadi? Tidak!
Rotary International memberi bantuan kepada Governor untuk menutup biaya perjalanan dan akomodasi bila Governor melakukan club visits dan menghadiri acara-acara club dan district. Sebagian dari biaya kantor atau administrasi juga ditutup oleh RI. Anggaran juga tersedia untuk menghadiri beberapa training programs saat menjadi DGN/DGE. Tentu, jumlah yang diberikan oleh RI tergantung pada anggaran yang diajukan oleh Governor sendiri dan juga oleh dues yang diperoleh dari jumlah Rotarians dan Rotaractors di district. Oleh karena itu, semakin banyak anggota Rotary di D3410, semakin meringankan anggaran Governor.
Selain dana dari RI, seorang Govenor juga memperoleh dana dari district dues. Bagaimana Governor menggunakan dues tersebut tergantung pada perencanaan Governor dan District Finance Committee. District dues adalah untuk menutup biaya kegiatan-kegiatan tingkat district yang menjadi perhatian Governor di masa baktinya. Yang penting, anggaran dishare dengan anggota dan pertanggung-jawaban dilaporkan di Muktamar.
Sumber dana lain adalah kegiatan sponsorships dan fund-raising dari pihak ketiga. Seberapa banyak bisa terkumpul dari fund-raising untuk mendukung program kerja seorang Governor, tergantung pada kemampuan Governor dan district team menularkan semangat Rotary, menjual misi Rotary dan membuktikan impact Rotary pada masyarakat. Juga tergantung pada accountability kita pada para sponsor.
“Tetapi biaya district conference tinggi banget! Ga murah lho menyelenggarakan Muktamar yang keren!” adalah alasan lain yang membuat orang semakin jera maju. Tanggapan atas pernyataan ini adalah, “yes and no! Bisa mahal sekali, bisa tidak!” Semua tergantung pada tingkat kemewahan acara yang diinginkan. Kalau ingin membuat acara yang seheboh acara-acara yang ditampilkan di film “Crazy Rich Asians”, tentu biaya bisa setinggi langit, bermilyaran. Ini tentu pilihan masing-masing Governor. Tetapi, sekali lagi, keberhasilan suatu district conference bukan ditentukan oleh kemewahannya. Bila kita menghadiri district conference di district-district di luar Asia, misalnya, muktamar mereka adalah acara yang sederhana, tetapi tetap bermakna dan berkesan.
Hakekat suatu district conference adalah ajang pertanggung-jawaban seorang governor dan showcase pencapaian district, lengkap dengan keberhasilan dan tantangannya. District conference dihadiri oleh wakil dari RI President yang akan memberi update mengenai perkembangan di Rotary International, sekaligus memberi semangat kepada Rotarians. Ada waktu yang disisihkan untuk membahas masalah-masalah penting bagi keberlangsungan Rotary di district dan juga ada kesempatan bagi pembicara dari luar Rotary untuk membagi insights mereka yang relevan dengan minat Rotarians. Namun, yang tak kalah penting, District Conferencae adalah kesempatan bagi Rotarians untuk saling ketemu, melepas rindu, meningkatan persahabatan, bertukar cerita dan pengalaman, dan untuk mengingatkan kita bahwa menjadi seorang Rotarian adalah bagian dari komunitas relawan yang lebih luas dari sekadar club kita masing-masing. Di Muktamar, kita diingatkan bahwa tantangan-tantangan yang kita hadapi, juga dihadapi oleh Rotarians lain, namun dengan bergandeng tangan kita merasa percaya diri bahwa bisa mengatasi semua tantangan bersama. Apakah perlu dana bermilyar-milyaran untuk mencapai ini? Jangan lupa, Rotarians turut menyumbang dengan membayar biaya registrasi. Meskipun demikian, apakah dengan biaya registrasi itu, mereka mengharapkan program entertainment seperti di Las Vegas? Kukira tidak.
Covid-19 selama dua tahun ini adalah reminder yang tepat – bahkan menohok – akan pentingnya the simple things in life. Kita menyadari bahwa yang penting dalam kehidupan kita adalah cinta kasih, ketulusan, kebersamaan, dan kepedulian. Tidak zamannya lagi untuk memperlihatkan kemewahan, apalagi dengan kesulitan ekonomi yang dihadapi banyak di antara kita akibat Covid-19 dan yang akan dihadapi akibat resesi global dan inflasi. Kita kembali lagi saja ke yang mendasar: back to basics. Focus on what is important and not on what is superficial.
Jelas, masalah mengatur keuangan seorang Governor memerlukan perubahan mindset; kemampuan memilah apa yang penting bagi kemajuan district, apa yang tidak; dan kemampuan menyusun anggaran yang baik. Semua persiapan ini akan terbayar oleh once in a lifetime experience tak terlupakan sebagai Governor D3410 yang berhasil melakukan perubahan pada kehidupan banyak orang di Indonesia.
Dengan penjelasan singkat ini, masih ragukah maju untuk menjadi District Governor 2025-26?
Comments