
Bandung, 25 Januari 2025 – Maraknya isu pengelolaan sampah, khususnya sampah organik, semakin menjadi sorotan di Indonesia. RCC(Rotary Comunnity Corps) Ngadaur menyelanggarakan acara bertajuk "Crafting a Greener Future: Empowering People with Disabilities Through Zero Waste" yang bertujuan untuk menggabungkan konsep keberlanjutan demi menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Bandung yang berkolaborasi dengan penyandang disabilitas. Acara ini didukung penuh oleh Global Anti-Incinerator Alliance (GAIA) dan Rotary Club Bandung Kota Kembang (RCBKK) yang dilaksanakan di Kubca, Samakta Guest Hotel Center, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Acara ini menghadirkan beberapa narasumber yang merupakan penggerak lingkungan, seperti Nindhita Proboretno dari Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), PP Endang dari Rotary Club Bandung Kota Kembang (RCBKK), dan Iqbal Setiaji dari RCC Ngadaur. Acara ini juga dihadiri oleh Juru Bahasa Isyarat untuk menerjemahkan komunikasi kepada para penyandang disabilitas dan dimoderatori oleh Muhammad Falah dari RCC Ngadaur.
Pada acara ini, RCC Ngadaur melatih cara-cara praktis untuk mengelola sampah organik dengan metode takakura dan Magotisasi, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga inovatif. Mengingat tujuannya yang menggabungkan konsep keberlanjutan untuk menyelesaikan permasalahan sampah, maka dari itu acara ini juga dirancang sebagai wadah edukasi dalam pengelolaan sampah berbasis zero waste.
Menurut Nindhi, plastik memiliki kandungan berbahaya seperti karbon dan bahan kimia lainnya. Nindhi juga memaparkan bahwasanya lebih dari 13.000 bahan kimia terkandung dalam plastik, mulai dari Polymer, Monomer, Plasticizer, Fillers, Flame Retardants, dan lain sebagainya yang tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun lingkungan.
“Plastik itu terbuat dari minyak bumi yang disebut Propilena. Jika lingkungan sudah tercemar, kira-kira siapa yang akan bertanggung jawab atas pencemaran sampah plastik ini?” ujar Nindhi dalam paparannya. Guna meminimalisir jumlah plastik di bumi, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan dari rumah untuk mencegah pencemaran plastik semakin besar. Menurut PP Endang, salah satu cara yang bisa digunakan dalam meminimalisir jumlah sampah adalah Eco Enzym. Eco Enzym sendiri merupakan cairan alami serba guna yang merupakan hasil fermentasi dari limbah buah-buahan dan sayuran. Umumnya, Eco Enzym memang digunakan pada limbah organik. Sedangkan cara lain untuk meminimalisir pencemaran plastik sendiri bisa dilakukan dengan cara memilah sampah plastik di rumah dan mendaur ulang plastik serta menjadikannya sebagai barang yang bermanfaat.
“Sebenarnya plastik itu bisa kita daur ulang menjadi barang yang bermanfaat, contohnya seperti tas yang sedang saya bawa sekarang. Ada juga bekas botol kecap saya ubah jadi pajangan di rumah,” ujar PP Endang atau yang kerap disapa Uti.
Iqbal Setiaji juga memaparkan mengenai cara lain dalam mengelola sampah, khususnya sampah organik. Iqbal menyatakan bahwa sampah organik dapat dengan mudah diolah dirumah, salah satu caranya adalah dengan menggunakan keranjang takakura. Keranjang takakura merupakan metode kompos yang memanfaatkan sampah organik sisa dapur dengan dibantu oleh bakteri pada biang kompos.
“Keranjang takakura ini metode kompos yang praktis dan murah untuk skala rumah tangga. Ukurannya relatif kecil, tapi kinerja dari keranjang ini sangat tinggi, sehingga proses pengomposan bisa lebih cepat dan kecil kemungkinan menimbulkan bau. Keranjang takakura ini juga mudah untuk digunakan oleh semua orang,” pungkas Iqbal dalam paparannya mengenai pengelolaan sampah di rumah.
Acara ini juga sekaligus membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas yang memiliki ketertarikan pada isu lingkungan yang diterapkan melalui melalui pendekatan inklusif. "Penyandang disabilitas punya peran penting buat menjaga lingkungan dan bisa jadi bagian dari solusi masalah sampah," lanjut Iqbal sebagai penutup acara ini.
Kontributor:
Pres Nana Nurmasdiana
Rotary Club of Bandung Kota Kembang
Comments