Pada akhir RY 2021/2022, PP Eckart Schumacher selaku District Administrative Chair kala itu, membuat mapping semua club D3410 per 30 Juni 2022. Menurut datanya, ada 55 clubs dengan 1,113 anggota.
Dari mapping tersebut, SPC bisa melihat posisi club dari sudut pandang usia club dan jumlah anggotanya. Dari situ, SPC bisa memperkirakan club mana yang hidup semangat dan mana yang perlu diberi ‘booster shot’, bahkan mana yang terpaksa harus direlakan.
Masa hidup rata-rata club kita adalah 22 tahun dan jumlah rata-rata anggota per club adalah 20 orang. Cukup banyak club berada di atas rata-rata tersebut tetapi tidak sedikit juga yang berada di bawah rata-rata. Clubs yang inilah yang memerlukan perhatian khusus District Leadership.
Dalam semester pertama kepemimpinan DG Rio, beliau sudah melakukan kunjungan ke banyak club, dari Batam, Medan, dan Palembang sampai ke Yogyakarta dan club-club di antaranya, termasuk Jabodetabek, Bandung, Cilacap, Purwokerto, bahkan Balikpapan sekalipun.
Tugas yang paling menyenangkan sebagai District Governor adalah kunjungan ke club-club. Seorang DG dan teamnya dapat melihat dan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan club yang menarik dan bermanfaat. Sekaligus berkenalan langsung dengan Rotarian dan Rotaractor yang belum pernah ia temui. Kadangkala, seorang DG bisa pergi ke suatu kota yang sebelumnya tak pernah terpikirkan untuk dikunjungi. Bagi seorang DG, pengalaman ini sangat rewarding, terutama bila berada di antara club-club yang vibrant, aktif, dan guyub.
Di sisi lain, kunjungan ke club-club juga bisa sangat menantang, khususnya bila berhadapan dengan club yang lesu darah. Apa yang perlu dilakukan oleh district team agar club-club tersebut bisa bertahan atau bangkit kembali menjadi club yang sehat?
Dari penilaian atas club-club yang jumlah anggotanya di bawah 20 orang, ciri dari club-club tersebut yang paling menonjol adalah rendahnya pengetahuan para anggotanya tentang Rotary itu sendiri: apa tujuan Rotary, apa manfaat Rotary, apa keunggulannya dan sebagainya. Pendek kata, Rotary knowledge yang terbatas menyebabkan Rotarians tak mampu menikmati Rotary atau menarik manfaat dari keanggotaannya sebagai Rotarian. Tak menherankan anggota club semakin susut dan tak berhasil mengajak teman baru masuk.
Sebagai contoh, ada yang beranggapan bahwa Rotary Club seperti arisan, kesempatan untuk kumpul-kumpul, makan enak, bercanda dengan teman. Di antara yang berpandangan seperti ini, ada yang kaget bahkan tak rela, apabila diminta untuk bayar iuran. Cuman kongkow, kongkow saja kok harus bayar?
Mereka tak tau bahwa menjadi anggota Rotary Club adalah lebih dari sekadar ikut arisan. Mereka tidak tau nilai tambah Rotary, tak tau value proposition Rotary sebetulnya menarik.
Apa value proposition Rotary? Berikut beberapa yang paling nyata.
Yang jelas, sebagai Rotarian, kita dapat:
Menjalin persahabatan yang akrab dan ternyata bertahan lama; berkenalan dengan orang-orang baru yang mempunyai nilai-nilai tentang kemanusiaan yang kurang lebih sama dengan kita; mendapatakan sense of belonging paling tidak di club, syukur-syukur di luar club juga;
Melakukan networking tingkat global karena Rotarians tersebar di seluruh dunia dan dengan mengenakan Rotary pin, anda langsung diterima sebagai sesama Rotarian, dimanapun Anda berada.
Berbuat baik untuk orang lain dan mendapat sense of fulfilment dari berbagi. Ekonom James Andreoni bicara soal warm-glow giving – kebahagian dan kepuasaan dari memberi dan membantu orang lain. Memang ada elemen egoisme karena saat kita memberi, kita mendapatkan imbalan emosional, tetapi apa salahnya menyelam sambil minum air?
Leverage sumbangan amal kita, melipat-gandakan kontribusi dan manfaat sumbangan kita melalui skema-skema yang ditawarkan The Rotary Foundation;
Mengembangkan diri, mendapatkan ilmu dan ketrampilan sebagai relawan yang partisipasi dalam pelaksanaan program kemanusiaan yang beragam dan relevan bagi masyarakat;
Belajar kemampuan kepemimpinan yang unik, bernuansa beda. Banyak Rotarian adalah pemilik, pimpinan atau professionals di berbagai perusahaan, dari perusahaan keluarga sampai ke perusahaan multinational. Tetapi, di Rotary, kepemimpinan yang diperlukan adalah kepemimpinan yang tujuannya bukan untuk asserting power, melainkan kewibawaan melalui pelayanan. Kalangan muda mengenal gaya kepemimpian ini sebagai servant leadership, dimana pemimpin bertujuan untuk menggali kualitas2 yang terbaik dari orang2 dalam organisasinya. Rotary adalah organisasi yang tepat untuk belajar leadership skills sepert ini.
Daftar ini tentu belum lengkap. Anda pasti bisa menambahnya. Tetapi di dunia yang BANI (brittle, anxious, non-linear, incomprehensible) kelebihan-kelebihan ini semakin berarti.
Pendek kata, untuk ‘menjual’ Rotary kita harus mengenal terlebih dahulu produk yang kita jual, mulai dari mengetahui value proposition Rotary. Apa yang membuat Rotary istimewa? Bila ini diketahui, akan memudahkan para GSR yang ingin mendirikan club baru atau para AG yang ingin membantu clubs, menjalankan tugas mereka dengan sukses.
Harapannya adalah tidak akan diperlukan lagi club-club baru karbitan yang tak bertahan lama karena setiap anggota Rotary dan setiap club – baru atau lama – tahu persis mengapa mereka adalah seorang Rotarian.
Comments